Fokus Semarang - Di tengah masifnya arus globalisasi dengan adanya teknologi seperti hari ini yang membawa informasi yang begitu masif telah membawa begitu banyak perubahan bagi generasi kita hari ini, dari mulai gaya dan pandangan hidup.Karena keterbukaan informasi saat ini adalah sebuah keniscayaan, dimana generasi saat ini sangat mudah dalam mengakses segala hal di berbagai wilayah di dunia manapun tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Hal tersebut dapat membuat generasi kita semakin kehilangan arah jika tidak diimbangi dengan budaya literasi yang kuat, serta karakter dan keilmuan yang cukup, sehingga membuat terombang ambing tak tentu arah dan menjadi ancaman besar bagi kehidupan bangsa di masa depan, Bagaimana tidak jika kita melihat berita hari ini terkait banyak nya pernikahan dini atau kehamilan diluar nikah yang dilakukan anak-anak dibawah umur, gaya hedonisme dan perilaku menyimpang yang jauh dari karakter dan wawasan budaya luhur bangsa kita yang terkenal dengan sopan dan santun. oleh karena itu untuk membentuk karakter bagi generasi bangsa, kita perlu melakukan peningkatan minat maupun budaya literasi di masa-masa saat ini.
Sehingga bentuk usaha yang imperative dalam membentuk generasi unggul yang cerdas, berkarakter dan berkepribadian bangsa. Karena suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuannya, sedangkan kecerdasan dan pengetahuan dihasilkan oleh seberapa ilmu pengetahuan yang di dapat, sedangkan ilmu pengetahuan di dapat dari informasi yang diperoleh dari lisan maupun tulisan, semakin banyaknya generasi bangsa yang minat akan budaya literasinya akan semakin tinggi pula peradabannya.
Akan tetapi kondisi hari ini jika kita melihat Hasil Asesmen Nasional (AN) 2021 menunjukan bahwa Indonesia mengalami darurat literasi :1 dari 2 peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi, hal tersebut menunjukan bahwa skor literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah dan belum berubah secara signifikan dibawah rata-rata peserta didik di negara OECD. Hal tersebut bisa saja sangat memprihatinkan, karena tingkat literasi masyarakat memiliki kaitan yang erat terhadap kualitas bangsa, karena dengan literasi tersebut, bisa merubah pola fikir bagi masyarakat itu sendiri baik dari segi wawasan, mental, dan perilaku seseorang.
Baca Juga: Telah Dibuka! KUR BRI 2023, Cek Apa Saja Syarat dan Ketentuannya Disini
Mungkin, jika budaya literasi seperti membaca dan menulis di terapkan dan menjadi budaya bagi generasi kita maupun masyarakat hari ini bukan suatu hal yang mustahil bagi negara Indonesia menjadi negara yang sejahtera dan berkemajuan. Namun melihat problematika seperti hal ini, nampaknya pemerintah adem ayem saja seoalah tidak ada diskusi Panjang mengenai persoalan ini, jika kita mengaca kepada Amerika Serikat pada decade 90 an sempat terjadi debat besar (great debate) di parlemen local Texas, Debat di selenggarakan berkaitan dengan pembudayaan literasi pada negaranya bagian Texas. Sementara itu Inggris membentuk National Literacy Trust untuk mempromosikan budaya literasi kepada generasi muda dan dewasa, rendahnya minat baca bagi generasi muda inggris sudah menggelisahkan elit-elit politik negeri itu.
Secara sederhana, literasi sendiri dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis, yang biasanya kita kenal dengan melek aksara atau keberaksaraan. Namun hari ini literasi cangkupannya sudah cukup luas yaitu seperti halnya, literasi computer, literasi media, literasi digital, dan bahkan sekarang ada literasi moral.
Untuk menciptakan generasi yang melek akan literasi memang bukan hal yang mudah dan pasti butuh waktu yang lama serta membutuhkan berbagai element untuk mendukung terkait budaya literasi itu sendiri, sebab proses ini harus dimulai dari hal yang kecil terlebih dahulu seperti dari lingkungan keluarga lalu didukung atau dikembangkan di lingkungan sekolah, pergaulan maupun masyarakat. Sehingga hal-hal seperti diharapakan mampu mencetak generasi yang cerdas dan berkarakter.
Untuk itu pentingnya budaya literasi sangat kuat dalam mendukung terciptanya generasi yang cerdas dan berkarakter, sebab dengan kemampuan literasi dapat menggali potensi dan keterampilan dalam mengolah dan memahami informasi sehingga hal seperti ini mampu meningkatkan kecerdasan dan karakter bagi generasi bangsa, karena melalui kemampuan literasi tidak saja memperoleh pengetahuan akan tetapi juga bisa menggunakan ilmu pengetahuan dan pengalamannya dijadikan sebagai rujukan dimasa yang akan datang. Diharapkan budaya literasi mampu meningkatkan daya nalar kritis, dimana daya nalar kritis ini mampu menjadikan proses berfikir secara intelektual yang mana pemikiran ini dapat menilai kualitas dalam membuat suatu keputusan secara eektif dalam konteks yang tepat.
Dengan kemapuan literasi yang baik, maka diharapkan kemampuan berfikir kritis pun akan meningkat. Kemampuan berfikir kritis sendiri merupakan suatu proses berpikir yang dapat diterima akal reflektif yang diarahkan untuk memutuskan apa yang dikerjakan atau apa yang diyakini, dalam hal ini tidak sembarangan dalam membawa suatu kesimpulan yang sembarangan akan tetapi kepada kesimpulan yang terbaik. Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam literasi, sebab dengan literasi yang dilakukan oleh individu dapat menemukan cara dalam menyelesaikan masalah, sehingga individu akan melakukan analisisi dari permasalahannya tersebut, sehingga pada akhirnya dapat membentuk generasi yang cerdas dan berkarakter.
Artikel ini ditulis oleh: Muhammad Ikhlas Prayogo.***
Artikel Terkait
Soal UTS Bahasa Inggris Kelas 8 Semester 2 dan Jawabannya, Contoh Soal UTS Bahasa Inggris Kelas 8 Tahun 2023
50 Soal UTS Bahasa Inggris Kelas 8 Semester 2 dan Kunci Jawaban PDF DOC Tahun 2023 Buat Referensi Belajar
Soal UTS Bahasa Inggris Kelas 8 Semester 2 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal UTS Bahasa Inggris Kelas 8 SMP 2023
Download Soal UTS SBdP Kelas 5 Semester 2 dan Kunci Jawaban 2023 Kurikulum 2023 Sesuai Kisi kisi UTS PTS
Soal USP Bahasa Jawa Kelas 12 2023 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal Ujian Sekolah Bahasa Jawa Kelas XII Terbaru